HUBUNGAN
ANTARA GAYA HIDUP DENGAN ANEMIA PADA
IBU HAMIL DI PUSKESMAS PRAMBON
KABUPATEN NGANJUK
TAHUN 2013
PROGAM
STUDI BIDAN PENDIDIK (D. IV) FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
KADIRI, JALAN SELOMANGLENG NO. 1, KEDIRI, INDONESIA
ABSTRAK
Gaya hidup sehat
adalah awal yang baik untuk merencanakan kehamilan yaitu: ibadah, pola makan, berolahraga
dengan takaran yang sesuai, merokok, mental bathin tenang dan seimbang. Kebiasaan makan pada ibu hamil,
apakah intake nutrisinya adekuat atau tidak atau mengandung Fe, asam folat, vitamin
B12 ataukah tidak. Selain itu, kebiasaan ibu hamil dalam memeriksakan
kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan juga mempengaruhi besar kecilnya kejadian
anemia pada ibu hamil.
Penelitian ini ingin membuktikan apakah terdapat Hubungan
Gaya Hidup Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Prambon Kabupaten
Nganjuk Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan
melakukan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 82
orang dan jumlah sampelnya adalah 68
responden yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Variabel yang diukur adalah gaya hidup sebagai variabel
independen, sedang variabel dependennya anemia pada ibu hamil.
Hasil yang didapat dari penelitian ini gaya hidup yang
terbanyak adalah kategori baik sebesar 69,1% sedang anemia ibu hamil yang
terbanyak adalah kategori nomal tidak mengalami anemia sebesar 61,8%. Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Non
Parametrik Uji Spearman Rank (0,980) 0,980 > 0,364 = r hitung > r tabel. Terbukti bahwa
terdapat Hubungan Gaya Hidup
Dengan
Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Prambon
Kabupaten Nganjuk.
Saran bagi institisi diperlukan penelitian lebih
lanjut pada ibu hamil menggunakan sampel yang lebih banyak dengan memperhatikan
variabel-variabel yang mempengaruhi terhadap gaya hidup dan untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh gaya hidup terhadap anemia dengan menggunakan pemeriksaan
yang lebih lengkap untuk menilai status anemia, bagi peneliti dapat
mengembangkan penelitian selanjutnya dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan
dalam penelitian sekarang, bagi lahan penelitian hendaknya dapat mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai, khususnya pelayanan Antenatal Care (ANC) yang
komprehensif sebagai deteksi dini komplikasi pada kehamilan, sehingga dapat
menurunkan AKI yang salah satu penyebabnya adalah anemia dengan cara memberikan
penyuluhan dan standart pemberian tablet Fe.
Kata Kunci: Gaya Hidup, Pola Makan,
Merokok dan Anemia.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Millineum
Development Goals (MDGs) menetapkan delapan tujuan dan tujuan
ke empat dan ke lima untuk mengukur pencapaian pembangunan di bidang kesehatan.
Target yang ditetapkan adalah menurunkan Angka Kematian Balita (AKB) sebesar
2/3 dan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 3/4 dalam kurun waktu 1990-2015.
Indonesia masih memerlukan komitmen tinggi dan kerja keras semua pihak,
pemerintah dan masyarakat untuk mampu mencapai angka yang ditargetkan oleh MDGs
(Dinkes, 2011: 1). Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran
hidup berarti setiap jamnya terjadi 1 kematian ibu di Indonesia, atau 24
kematian ibu perhari, 98 kematian ibu perminggu. Seluruh masyarakat dunia
bersepakat untuk mengatasi masalah yang serius ini. Upaya penurunan AKI harus
difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat
persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan (23%) (Menkes, 2012:
6).
Berdasarkan
Laporan Kematian Ibu (LKI) kabupaten se Jawa Timur tahun 2010, AKI di Propinsi
Jawa Timur tahun 2010 sebesar 101,4/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung
kematian ibu antara lain perdarahan, eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi
dan infeksi (Dinkes, 2010). Dari data yang
diperoleh dari laporan Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan kabupaten Nganjuk
tahun 2012 diperoleh data AKI Jawa Timur
tahun 2011 104,3/100.000 kelahiran hidup pada
tahun
2012 mengalami penurunan menjadi 97,43/100.000 kelahiran hidup. AKI kabupaten
Nganjuk pada tahun 2010 yaitu
101,47/100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan
dari 132,79/100.000 kelahiran hidup menjadi 151,91/100.000 kelahiran hidup.
Data tahun 2011 K1: 17.536, Ibu hamil anemia: 4711. Data tahun 2012 K1: 16741,
Ibu hamil anemia: 931.
Data yang diperoleh dari Puskesmas Prambon Kabupaten
Nganjuk tahun 2011 K1: 1170, Ibu hamil anemia: 17 (1,48%), tahun 2012 K1: 1035,
Ibu hamil anemia: 28 (2,70%), hal ini menunjukkan tingginya kejadian anemia ibu
hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk tahun 2011-2012.
Saat Ibu memutuskan untuk hamil adalah saat untuk
lebih memperhatikan gaya hidup dan kesehatan. Perlu Ibu pahami bahwa gaya hidup
sehat adalah awal yang baik untuk merencanakan kehamilan yaitu: ibadah, pola
makan, berolahraga dengan takaran yang sesuai, merokok , mental bathin tenang dan seimbang (Putri Utami: 2013).
Berkurangnya
asupan makanan karena mual dan muntah serta risiko perdarahan pada waktu
persalinan juga akan meningkatkan risiko anemia. Diperlukannya penangangan yang
tepat terhadap faktor lingkungan (fisik, biologis dan sosial ekonomi), terlebih
faktor sosial ekonomi. Kondisi sosial berupa dukungan dari keluarga dan
komunitas akan mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil. Jika keluarga
mendukung terhadap intake nutrisi yang adekuat pada ibu hamil dan memotivasi
dalam memeriksakan kehamilannya secara rutin, maka kemungkinan kecil terjadi
anemia (Ayu Andriyani Achmanagara, 2010).
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena
sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka
kematian perinatal meningkat. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari
keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus,
partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia,
partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi
rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah),
dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
kematian perinatal, dan lain-lain) (Alipoetry, 2012).
Tar
dalam asap rokok dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum
tulang (organ yang memproduksi eritrosit), nikotin dapat menyempitkan pembuluh
darah sehingga meningkatkan tekanan darah dan viskositas darah, CO2
dapat menyebabkan hipoksia jaringan bahkan jika kadar CO2 di udara
sangat tinggi dapat menyebabkan kematian. Radikal bebas dapat menyebabkan
hemolisis sel darah merah. Adanya timbal dalam darah dapat mengganggu
biosintesa heme sehingga menyebabkan kadar hemoglobin rendah, dan disebut
sebagai anemia (Wulandaria, 2013).
Sedang studi pendahuluan yang kami lalukan di
Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk pada bulan Nopember 2012 dari kunjungan 30
ibu hamil yang menderita anemia 7 (23,33%) dan dari 30 ibu hamil tersebut
memiliki gaya hidup yang bervariasi dan kurangnya asupan zat besi
yang dikonsumsi oleh sang ibu. Gaya hidup sang ibu yang cenderung terganggu
akibat mual yang dirasakan selama masa kehamilan,
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang
anemia pada ibu hamil, gaya hidup ibu hamil serta adakah “Hubungan
antara gaya hidup dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten
Nganjuk tahun 2013”.
1.2
Rumusan Masalah
Gaya hidup sehat adalah awal yang baik untuk
merencanakan kehamilan yaitu: ibadah, pola makan, berolahraga dengan takaran
yang sesuai, merokok, mental bathin tenang dan seimbang (Putri Utami: 2013). Berkurangnya
asupan makanan karena mual dan muntah serta risiko perdarahan pada waktu
persalinan juga akan meningkatkan risiko anemia (Ayu Andriyani Achmanagara,
2010).
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil,
anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka
kematian perinatal meningkat (Alipoetry, 2012).
Tar
dalam asap rokok dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum
tulang (organ yang memproduksi eritrosit), nikotin dapat menyempitkan pembuluh
darah sehingga meningkatkan tekanan darah dan viskositas darah, CO2
dapat menyebabkan hipoksia jaringan bahkan jika kadar CO2 di udara
sangat tinggi dapat menyebabkan kematian. Radikal bebas dapat menyebabkan
hemolisis sel darah merah. Adanya timbal dalam darah dapat mengganggu
biosintesa heme sehingga menyebabkan kadar hemoglobin rendah, dan disebut
sebagai anemia (Wulandaria, 2013). Adakah hubungan antara gaya hidup dengan
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk tahun 2013?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui Hubungan antara gaya hidup dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas
Prambon kabupaten Nganjuk tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Mengidentifikasi pola makan ibu hamil di
Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk tahun 2013.
2.
Mengidentifikasi merokok ibu hamil di
Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk tahun 2013.
3. Mengidentifikasi
anemia ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk tahun 2013.
4. Menganalisis
hubungan antara pola makan dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Prambon
Kabupaten Nganjuk tahun 2013.
5. Menganalisis
hubungan antara merokok dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Prambon
Kabupaten Nganjuk tahun 2013.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat
Teoritis
Hasil
penelitian ini diharapkan memberi manfaat dan menambah ilmu di bidang kebidanan
terutama mengenai gaya hidup dan anemia ibu hamil.
1.4.2 Manfaat
Praktis
1.
Bagi Institusi
Dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan, referensi,
dan bacaan tambahan yang menyajikan kenyataan
di lapangan
tentang gaya hidup dengan anemia pada ibu hamil.
2.
Bagi Peneliti
Memperoleh
pengalaman dan pengetahuan cara berfikir kreatif, efektif dan inovatif guna
mencari permasalahan melalui kerangka berfikir ilmiah.
3.
Bagi Lahan Penelitian
Sebagai bahan
masukan bagi Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk. Demi meningkatkan kualitas
pelayanan yang optimal dan lebih baik khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan
anak.
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan
yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan berdasarkan berbagai perspektif
yaitu:
1.
Berdasarkan lingkup penelitian termasuk
jenis penelitian analitik inferensial karena kesimpulan harus dilakukan
dengan menggunakan uji statistik.
2.
Berdasarkan tempat penelitian termasuk
penelitian lapangan hal ini karena penelitian dilakukan di Puskesmas.
3.
Berdasarkan waktu pengumpulan data
termasuk jenis rancangan yang digunakan cross sectional karena peneliti
melakukan observasi atau pengukuran variabel
pada satu saat tertentu artinya tiap subyek hanya di observasi 1 kali
dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.
4.
Berdasarkan ada tidaknya perlakuan
termasuk jenis expost facto yaitu tanpa perlakuan
5.
Berdasarkan cara pengumpulan data
termasuk jenis observasional secara langsung pada penelitian
6.
Berdasarkan tujuan penelitian termasuk
jenis inferensial kuantitatif
7.
Berdasarkan sumber data termasuk jenis primer
dan sekunder
1.2
Populasi, Sampel, Besaran Sampel dan
Teknik Pengambilan Sampel
1.2.1 Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas
Prambon bulan Mei tahun 2013, jumlah 82 orang .
1.2.2 Sampel
yang digunakan adalah sebagian ibu hamil di Puskesmas Prambon.
1.2.3 Besaran
Sampel
Besaran sampel yang digunakan adalah
menggunakan rumus:
N
n =
1 + N (d)2
82
=
1+ 82 (0.05)2
82
=
1 + 0, 205
82
=
1, 205
= 68,
04 = 68 orang
Keterangan
:
n = Jumlah sampel
N =
Jumlah populasi
d =
Tingkat signifikasi (0,05)
1.2.4 Teknik
Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan simple
random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi (A Aziz Alimul, 2010:81).
Populasi diambil dari regester kohort
ibu
hamil kemudian dihitung besarannya dan sampel dipilih secara acak (lotre).
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Alat
Ukur
|
Skala
|
Kategori
|
Gaya Hidup Ibu Hamil
|
||||
Pola makan adalah gambaran mengenai macam jumlah dan
komposisi bahan makanan yang di makan
tiap hari oleh satu orang yang
merupakan ciri khas dari suatu kelompok
masyarakat tertentu.
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
Sangat Baik (9-10)
Baik (6-8)
Resiko gangguan kesehatan
(3-5)
Resiko serius terhadap
gangguan kesehatan (0-2)
|
|
1.
Merokok adalah meng hisap rokok
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
Tidak merokok
Perokok pasif
Perokok aktif
|
|
Anemia Ibu Hamil
|
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin
(Hb) dalam sel darah merah sangat kurang. Yang diukur kadar
Hb.
|
Cheklist
|
Ordinal
|
Normal >11 gr%
Ringan 9 - 11gr%
Sedang 6 - 8gr%
Berat < 6gr%
|
4.3.1 Variabel
Variabel
adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu
(benda, manusia, dll) (Nursalam, 2008: 97).
Penelitian ini mempunyai dua variabel
yaitu :
1.
Variabel Independen / Bebas /
Vx
Variabel
disini adalah Gaya hidup yang diukur pola makan dan merokok ibu hamil.
2.
Variabel Dependen / Terikat
/ Vy
Variabel
disini adalah Anemia ibu hamil
4.3.2 Definisi Operasional
Definisi
Operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (A Azis
Alimul, 2010: 97).
Tabel 4.1 Definisi Operasional
Penelitian
4.4
Bahan Penelitian
1.
Data calon responden yaitu ibu hamil
2.
Sarana yang di butuhkan: laboratorium
untuk pemeriksaan Hb Hemocue.
3.
SOP pemeriksaan kehamilan, buku
register, buku KIA, PWS KIA, ATK.
4.5 Instrumen Penelitian
Alat
ukur yang digunakan untuk mengungkap
variabel bebas adalah kuesioner/ angket. Sedang alat yang dipakai mengukur
variabel 1 dan 2 adalah hemocue.
4.6
Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat
penelitian di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk. Pelitian ini dilakukan pada
bulan Juli tahun 2013.
4.7
Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan
Data
Prosedur yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data ( di mulai sejak mencari data calon responden
sampai dengan diperoleh data dalam tabulasi termasuk etika penelitian ) dengan
:
1.
Editing
Adalah
upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.
Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul.
2.
Coding
Adalah
kegiatan pemberian kode numerik (angka) tehadap data yang terjadi atas beberapa
kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data
menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan
artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat
lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
a.
Responden
Responden 1 Kode
R1
Responden 2 Kode
R2
Responden 3 Kode
R3
Responden
(n) Kode R(n)
b.
Usia
17 -
19 tahun Kode
U1
20 - 35 tahun
Kode U2
36 -
50 tahun Kode
U3
c.
Pendidikan
Pendidikan
SD Kode
P1
Pendidikan
SMP Kode
P2
Pendidikan
SMA KodeP3
Pendidikan
Perguruan Tinggi Kode
P4
Tidak
Sekolah Kode
P5
d.
Pekerjaan
Bekerja Kode
Pj1
Tidak Bekerja
Kode Pj2
e.
Paritas Kehamilan
Kehamilan
Pertama Kode
Pk1
Kehamilan Kedua
Kode Pk2
Kehamilan Ketiga Kode
Pk3
Kehamilan
> Tiga Kode
Pk4
f.
Frekuensi ANC
1 kali Kode
Fk1
2 kali Kode
Fk2
3 kali Kode
Fk3
>4 kali Kode
Fk4
g. Jumlah Anak Hidup
1 Kode An1
2 Kode An2
3 Kode An3
>3
Kode An4
Belum mempunyai anak Kode
An5
( Hidayat, 2010)
3.
Scoring
Kegiatan
memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base
komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat
tabel kontingensi (Hidayat, 2010).
1. Gaya
Hidup
Dari
hasil data kuesioner pola makan dan merokok, dihitung secara manual, ditabulasi
dan diberikan skor. Jika pertanyaan dijawab hampir selalu: 1, kadang-kadang:
0,5, hampir tidak pernah: 0 dan pertanyaan benar: 1, salah: 0.
4.
Tabulating
Tabulating
adalah data dikumpulkan dan dikelompokkan dalam bentuk table. Termasuk dalam
kegiatan ini dalah memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor
dan memberi kode terhadap item-item yang diberi kode (Arikunto, 2006).
4.8 Cara Analisis Data
4.8.1 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif dalam penelitian
adalah prosedur pengolah data dengan
menggambarkan
dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik
Pengolahan
data dan analisa data deskriptif dapat mengunakan rumus dari Arikunto (1998).
Selanjutnya disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dengan
menggunakan teknik analisa prosentase scoring dengan rumus:
SP
P = x
100 %
SM
Keterangan
:
P : Penilaian
Sp : Skor yang diperoleh
Sm : Skor maksimal yang diharapkan
Interval Koefisien
|
Tingkat
Hubungan
|
0,00
- 0,199
0,20
- 0,399
0,40
- 0,599
0,60
- 0,799
0,80
- 1,000
|
Sangat
rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat
kuat
|
Salah
satu metode interprestasi data menurut Arikunto (1998):
1. 100
% : seluruhnya
2.
76-99 % : hampir seluruhnya
3.
51-75 % : sebagian besar
4. 50
% : setengahnya
5.
26-49 % : hampir setengahnya
6.
1-25 % : sebagian kecil
7. 0 % : tak satupun
3.8.2 Analisa
Inferensial
No
|
Umur
|
Frekuensi
|
Presentase
(%)
|
1
|
17 - 19 tahun
|
3
|
4,4
|
2
|
20 - 35 tahun
|
52
|
76,5
|
3
|
36 - 50 tahun
|
13
|
19,1
|
|
Total
|
68
|
100
|
Analisa yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu gaya hidup (yang diukur
pola makan dan merokok) dan anemia. Setelah di tabulasi data diukur dengan uji
Spearman Rank untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel
yang berskala ordinal, caranya adalah
sebagai
berikut:
1.
Membuat hipotesis
2.
Membuat tabel penolong untuk menghitung
rangking
3.
Menentukan rs dengan rumus :
Keterangan :
rs
: nilai korelasi Spearman
Rank
d2 : selisih setiap pasangan Rank
No
|
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Presentase
(%)
|
1
|
Tidak
Sekolah
|
0
|
0
|
2
|
SD
|
10
|
14,7
|
3
|
SMP
|
21
|
30,9
|
3
|
SMA
|
33
|
48,5
|
4
|
Perguruan
Tinggi
|
4
|
5,9
|
|
Total
|
68
|
100
|
n :
jumlah pasangan Rank untuk Spearman (5 < n < 30)
4. Menentukan nilai r, tabel spearman
(A Azis Alimul H, 2010: 140).
Tabel 4.2 Tabel penolong untuk
menghitung koefisien korelasi Spearman Rank
Responden
|
Gaya hidup (X1)
|
Anemia (Y1)
|
Rangking
(X1)
|
Rangking (Y1)
|
B
|
B2
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
Sumber:
Sugiono, 2011: 245
Tabel 4.3 Tabel pedoman untuk
memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi (r2).
(Sugiono, 2011:
231)
HASIL
PENELITIAN
5.1 Data Umum
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.
Tabel
5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu hamil di Puskesmas
Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun 2013.
(Sumber : Data
primer 2013)
Berdasarkan
tabel 5.1 menunjukkan umur ibu hamil hampir seluruh responden berumur antara 20
- 35 tahun yaitu sebanyak (76,5%) 52 responden.
5.1.2 Karakteritik Responden Berdasarkan Pendidikan.
Tabel
5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu hamil di
Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun 2013.
(Sumber : Data
primer 2013)
Berdasarkan
tabel 5.2 menunjukkan pendidikan ibu hamil hampir setengahnya SMA yaitu
sebanyak (48,5%) 33 responden.
5.1.3 Karakteritik Responden Berdasarkan Pekerjaan.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan pekerjaan ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten
Nganjuk Tahun 2013.
No
|
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Presentase (%)
|
1
|
Bekerja
|
11
|
16,2
|
2
|
Tidak Bekerja
|
57
|
83,8
|
|
Total
|
68
|
100
|
(Sumber : Data primer 2013)
Berdasarkan
tabel 5.3 menunjukkan pekerjaan ibu hamil hampir seluruhnya tidak bekerja yaitu sebanyak
(83,8%) 57 responden.
5.1.4 Karakteritik Responden Berdasarkan Paritas Kehamilan.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan paritas kehamilan ibu hamil di Puskesmas Prambon
Kabupaten Nganjuk Tahun 2013.
No
|
Paritas
Kehamilan
|
Frekuensi
|
Presentase
(%)
|
1
|
Kehamilan
Pertama
|
30
|
44,1
|
2
|
Kehamilan
Kedua
|
20
|
29,4
|
3
|
Kehamilan
Ketiga
|
12
|
17,6
|
4
|
Kehamilan
> Tiga
|
6
|
8,9
|
|
Total
|
68
|
100
|
(Sumber : Data primer 2013)
Berdasarkan
tabel 5.4 menunjukkan paritas ibu hamil hampir setengahnya hamil anak pertama
yaitu sebanyak (44,1%) 30 responden.
5.1.5 Karakteritik Responden Berdasarkan Frekuensi ANC.
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan frekuensi ANC ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten
Nganjuk Tahun 2013.
No
|
Frekuensi
ANC
|
Frekuensi
|
Presentase
(%)
|
1
|
1 Kali
|
15
|
22,0
|
2
|
2 Kali
|
11
|
16,2
|
3
|
3 Kali
|
20
|
29,4
|
4
|
>3 Kali
|
22
|
32,4
|
|
Total
|
68
|
100
|
(Sumber : Data primer 2013)
Berdasarkan
tabel 5.5 menunjukkan hampir setengahnya ibu hamil sudah memeriksakan
kehamilannya ANC >3 kali yaitu sebanyak (32,4%) 22 responden.
5.1.6 Karakteritik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Hidup.
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan jumlah anak hidup ibu hamil di Puskesmas Prambon
Kabupaten Nganjuk Tahun 2013.
No
|
Jumlah
Anak Hidup
|
Frekuensi
|
Presentase
(%)
|
1
|
1
|
20
|
29,4
|
2
|
2
|
12
|
17,6
|
3
|
3
|
6
|
8,8
|
4
|
>3
|
0
|
0
|
|
Total
|
38
|
55,8
|
(Sumber : Data primer 2013)
Berdasarkan
tabel 5.6 menunjukkan jumlah anak hidup ibu hamil hampir setengahnya memiliki 1
orang anak yaitu sebanyak (29,4%) 20 responden.
5.2 Data Khusus
5.2.1 Pola Makan
Karakteritik
Responden Berdasarkan Pola Makan Ibu Hamil.
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan pola makan ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten
Nganjuk Tahun 2013.
No
|
Pola
Makan
|
Frekuensi
|
Presentase
(%)
|
1
|
Sangat
baik
|
41
|
60,3
|
2
|
Baik
|
24
|
35,3
|
3
|
Resiko
gangguan kesehatan
|
4
|
5,9
|
4
|
Resiko
serius gangguan kesehatan
|
0
|
0
|
|
Total
|
68
|
100
|
(Sumber : Data primer 2013)
Berdasarkan
tabel 5.7 menunjukkan sebagian besar pola makan responden yaitu sebanyak 41
responden (60,3%).
5.2.2 Merokok
Karakteritik
Responden Berdasarkan Ibu Hamil Yang Merokok .
Anemia
Pola Makan
|
Normal
|
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
JUMLAH
|
%
|
Sangat Baik (9-10)
|
28
|
12
|
-
|
-
|
40
|
58,8
|
Baik (6-8)
|
14
|
9
|
1
|
-
|
24
|
35,3
|
Resiko
Gangguan Kesehatan (5-3)
|
-
|
1
|
3
|
-
|
4
|
5,9
|
Resiko Serius
Gangguan Kesehatan (0-2)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
0
|
JUMLAH
|
42
|
22
|
4
|
-
|
68
|
100
|
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan ibu hamil yang merokok di Puskesmas Prambon Kabupaten
Nganjuk Tahun 2013.
No
|
Merokok
|
Frekuensi
|
Presentase (%)
|
1
|
Tidak Merokok
|
43
|
63,2
|
2
|
Perokok Pasif
|
25
|
36,8
|
3
|
Perokok Aktif
|
0
|
0
|
|
Total
|
68
|
100
|
(Sumber : Data
primer 2013)
Berdasarkan
tabel 5.8 menunjukkan hampir seluruhnya responden ibu hamil perokok pasif yaitu
sebanyak (91,2%) 62 responden.
5.2.3 Data Anemia
Karakteritik
Responden Berdasarkan Data Anemia.
No
|
Derajad
Anemia
|
Frekuensi
|
Presentase
(%)
|
1
|
Normal
|
42
|
61,8
|
2
|
Ringan
|
22
|
32,3
|
3
|
Sedang
|
4
|
5,9
|
4
|
Berat
|
0
|
0
|
|
Total
|
68
|
100
|
Tabel
5.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan data anemia ibu hamil di
Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun 2013.
(Sumber : Data
primer 2013)
Berdasarkan tabel 5.9
menunjukkan sebagian besar tidak mengalami anemia yaitu sebanyak (61,8%) 42
responden.
5.2.4 Hubungan Antara Pola Makan dengan Anemia.
Tabel 5.9.1 Hubungan antara pola
makan dengan anemia di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun 2013.
(Sumber : Data primer 2013)
Dari tabel diatas diperoleh ibu
hamil yang mempunyai pola makan sangat baik yang tidak anemia sebanyak 28
responden, yang mengalami anemia ringan 12 responden; pola makan baik yang
tidak anemia sebanyak 14 responden, yang mengalami anemia ringan 9 responden, anemia sedang 1 orang responden;
pola makan dengan resiko gangguan kesehatan yang mengalami anemia ringan 1
responden, sedangkan pola makan dengan resiko serius gangguan kesehatan tidak
ada.
Maka dari 68 responden peneliti
telah mengunakan tabel Spearman Rank dengan hasil perhitungan koefisien
korelasi adalah 0,420 dengan tabel nilai rho tabel untuk N = 68 menggunakan N =
30 (0,364) didapat nilai rho hitung lebih besar dari rho tabel diperoleh atau
nilai r interprestasi tinggi. “Ada hubungan antara pola makan dengan anemia
pada ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun 2013”.
5.2.5 Hubungan Antara Merokok dengan Anemia.
Tabel 5.9.2 Hubungan antara
merokok dengan anemia di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun 2013.
Anemia
Merokok
|
Normal
|
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
JUMLAH
|
%
|
Tidak Merokok
|
5
|
1
|
|
-
|
6
|
8,8
|
Perokok Aktif
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Perokok Pasif
|
37
|
21
|
4
|
-
|
62
|
91,2
|
JUMLAH
|
42
|
22
|
4
|
-
|
68
|
100
|
Dari
tabel diatas diperoleh ibu hamil yang tidak merokok tidak anemia 5 responden,
yang mengalami anemia ringan 1 responden; yang termasuk perokok pasif tidak
anemia 37 responden, yang mengalami ringan 21 responden, yang mengalami anemia
sedang 4 responden; dan tidak ada ibu hamil yang perokok aktif.
Maka
dari 68 responden peneliti telah mengunakan tabel Spearman Rank dengan hasil
perhitungan koefisien korelasi adalah 0,386 dengan tabel nilai rho tabel untuk
N = 68 menggunakan N = 30 (0,364) didapat nilai rho hitung lebih besar dari rho
tabel diperoleh atau nilai r interprestasi tinggi. “Ada hubungan antara merokok
dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk tahun 2013”.
PEMBAHASAN
5.3.1
Pola Makan Ibu Hamil
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan
sebagian besar pola makan responden sangat baik. Hal ini terlihat dari
banyaknya ibu hamil yang memiliki skor kategori pola makan sangat baik yaitu
sebanyak 40 responden (58,8%), baik
24 responden (35,3%), resiko gangguan kesehatan 4 responden (,9%), resiko
serius terhadap gangguan kesehatan tidak ada. Pemilihan makanan yang
dikonsumsi ibu hamil harus beraneka ragam dan bervariasi. Semakin bervariasi
bahan makanan yang dikonsumsi, maka pemenuhan kebutuhan zat gizi semakin baik.
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari tergantung pada pemilihan makanan yang dapat
mempengaruhi kandungan zat gizi makanan yang masuk kedalam tubuh ibu hamil.
5.3.2 Merokok Ibu Hamil
Berdasarkan
tabel 5.8 menunjukkan hampir seluruhnya responden ibu hamil perokok pasif yaitu
sebanyak (91,2%) 62 responden, tidak merokok 6 responden (8,8%) dan perokok
aktif tidak ada ibu hamil yang merokok. Rokok
mungkin hal yang sepele bagi kebanyakan orang, namun sesungguhnya rokok
memiliki zat yang berbahaya khususnya bagi wanita atau ibu yang sedang hamil.
Bahaya rokok bagi kehamilan bisa bermacam macam. Bisa mengakibatkan asupan
oksigen yang berkurang bagi bayi hingga terjadinya kelainan janin yang
menakutkan. Akibat yang ditimbulkan dari asap rokok yang menyebabkan saluran
oksigen yang menurun akan mengakibatkan bayi yang lahir dengan berat yang tidak
normal. Hal ini bukan saja berlaku bagi wanita atau ibu yang merokok saja namun
bagi para wanita perokok pasif. Sedemikian berbahayanya rokok bagi keselamatan
ibu hamil dan bayi, maka sebisa mungkin kita menjauhkan asap rokok dari wanita
hamil dan bayi. Selain zat yang berbahaya yang ditimbulkan dari rokok, data
yang ada menyebutkan bahwa kenaikan bayi yang lahir tidak normal dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan. Bahaya rokok bagi kehamilan sangat mempengaruhi
kesehatan dewasa ini. Ancaman keguguran juga bisa dialami oleh wanita perokok
dan perokok pasif. Dampak buruk asap rokok ini juga bisa mengakibatkan cacat
janin, berat badan lahir rendah, bahkan gangguan jiwa.
5.3.3
Anemia
Berdasarkan
tabel 5.9 menunjukkan sebagian besar responden ibu hamil tidak mengalami anemia
yaitu sebanyak 42 responden (61,8%). Berkurangnya asupan makanan karena mual
dan muntah serta risiko perdarahan pada waktu persalinan juga akan meningkatkan
risiko anemia. Diperlukannya penangangan yang tepat terhadap faktor lingkungan
(fisik, biologis dan sosial ekonomi), terlebih faktor sosial ekonomi. Kondisi
sosial berupa dukungan dari keluarga dan komunitas akan mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil. Jika keluarga mendukung terhadap intake nutrisi yang
adekuat pada ibu hamil dan memotivasi dalam memeriksakan kehamilannya secara
rutin, maka kemungkinan kecil terjadi anemia (Ayu Andriyani Achmanagara, 2010).
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita
hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan.
Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi
lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Dampak anemia pada
kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses
persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis),
gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi
dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus,
dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain)
(Alipoetry, 2012).
5.3.4 Hubungan Pola Makan dengan Anemia.
Dari 68 responden hampir setengahnya
mempunyai pola makan yang sangat baik ada 40 responden dan tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 28
responden (41,17%), anemia ringan 12 responden; sebagian kecil mempunyai pola
makan baik ada 24 responden yang tidak anemia yaitu 14 responden (20,58%), yang
mengalami anemia ringan 9 responden,
anemia ringan 1 responden; pola makan
dengan resiko gangguan kesehatan yang mengalami anemia ringan 1 responden,
anemia sedang 3 responden sedangkan pola makan dengan resiko serius gangguan
kesehatan tidak ada.
Maka dari 68 responden peneliti telah
mengunakan tabel Spearman Rank dengan hasil perhitungan koefisien korelasi
adalah 0,420 dengan tabel nilai rho tabel untuk N = 68 menggunakan N = 30
(0,364) didapat nilai rho hitung lebih besar dari rho tabel diperoleh atau
nilai r interprestasi tinggi. “Ada hubungan antara pola makan dengan anemia
pada ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun 2013”.
Berkurangnya
asupan makanan karena mual dan muntah serta risiko perdarahan pada waktu
persalinan juga akan meningkatkan risiko anemia. Jika keluarga mendukung
terhadap intake nutrisi yang adekuat pada ibu hamil dan memotivasi dalam
memeriksakan kehamilannya secara rutin, maka kemungkinan
kecil terjadi anemia (Ayu
Andriyani Achmanagara, 2010).
Pengaruh
pengaturan pola makan terhadap janin telah dimulai jauh sejak ibu
mendapat kehamilan. Penimbunan zat lemak, protein dan nutrisi lain, sebelum
hamil akan berguna untuk memberi nutrisi bagi janin selama masa kehamilan
(Soumy, 2010: 172-173).
Seorang ibu hamil harus teliti dan
selektif dalam memilih makanan karena makanannya ibu hamil bukan untuk dirinya
sendiri, tetapi juga untuk janin yang sedang dikandung.
5.3.5 Hubungan Merokok dengan Anemia
Dari
68 responden ibu hamil sebagian besar tergolong perokok pasif dan tidak anemia
yaitu 37 responden (54,41%), hampir setengahnya perokok pasif dengan anemia
ringan yaitu 21 responden (30,88%). Maka dari 68 responden peneliti telah
mengunakan tabel Spearman Rank dengan hasil perhitungan koefisien korelasi
adalah 0,386 dengan tabel nilai rho tabel untuk N = 68 menggunakan N = 30
(0,364) didapat nilai rho hitung lebih besar dari rho tabel diperoleh atau
nilai r interprestasi tinggi. “Ada hubungan antara merokok dengan anemia pada
ibu hamil di Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk tahun 2013”.
Tar
dalam asap rokok dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum
tulang (organ yang memproduksi eritrosit), nikotin dapat menyempitkan pembuluh
darah sehingga meningkatkan tekanan darah dan viskositas darah, CO2
dapat menyebabkan hipoksia jaringan bahkan jika kadar CO2 di udara
sangat tinggi dapat menyebabkan kematian. Radikal bebas dapat menyebabkan
hemolisis sel darah merah. Adanya timbal dalam darah dapat mengganggu
biosintesa heme sehingga menyebabkan kadar hemoglobin rendah, dan disebut
sebagai anemia (Wulandaria, 2013).
5.3.6 Hubungan antara
Gaya Hidup Dengan Anemia.
Dari hasil analisis uji Spearman’s Rho
didapat besar koefisien korelasi adalah 0,806 dengan arah korelasi
positif, dari hasil ini didapatkan adanya hubungan sejajar searah antara gaya hidup
dan anemia pada ibu hamil, yang berarti semakin tinggi gaya hidup maka semakin
tinggi pula kadar Hb ibu hamil sehingga tidak terjadi anemia.
Saat Ibu
memutuskan untuk hamil adalah saat untuk lebih memperhatikan gaya hidup dan
kesehatan. Meskipun kehamilan melibatkan banyak faktor genetis di luar
kekuasaan ibu, tapi peluang kehamilan masih bisa ditingkatkan dengan menerapkan
gaya hidup sehat. Perlu Ibu pahami bahwa gaya hidup sehat adalah awal yang baik
untuk merencanakan kehamilan yaitu: ibadah, pola makan, berolahraga dengan
takaran yang sesuai, merokok, mental bathin tenang dan seimbang (Putri Utami: 2013)
Kebiasaan
makan pada ibu hamil, apakah intake nutrisinya adekuat atau tidak atau
mengandung Fe, asam folat, vitamin B12 ataukah tidak. Selain itu, kebiasaan ibu
hamil dalam memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan juga
mempengaruhi besar kecilnya kejadian anemia pada ibu hamil. Menurut penelitian
Adebisi dan Strayhorn (2005) di USA, bahwa ibu hamil yang merokok dan minum
alkohol juga mempengaruhi terjadinya anemia (Ayu Andriyani Achmanagara, 2010).
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel
tubuh
tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan
frekuensi komplikasi kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal
meningkat. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat
ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus
imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus
lama, perdarahan atonis), gangguan masa nifas (subinvolusi rahim daya
tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah) dan gangguan janin
(abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal
(Alipoetry, 2012)
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan dan hasil presentasi dari seluruh data yang telah dilakukan pada
bab 4 maka dapat disimpulkan:
6.1.1 Sebagian besar pola makan responden ibu hamil di Puskesmas
Prambon tahun 2013 sangat baik. Hal ini terlihat dari banyaknya ibu hamil yang
memiliki kategori pola makan sangat baik.
6.1.2 Hampir seluruhnya responden ibu hamil di Puskesmas Prambon tahun
2013 perokok pasif.
6.1.3 Sebagian besar responden ibu hamil di Puskesmas Prambon tahun
2013 tidak mengalami anemia.
6.1.4 Dari 68 responden ibu hamil di Puskesmas Prambon tahun 2013
hampir setengahnya pola makan yang sangat baik dan tidak anemia, sebagian kecil
pola makan baik dan tidak anemia.
6.1.5 Dari 68 responden ibu hamil di Puskesmas Prambon tahun 2013
sebagian besar tergolong perokok pasif dan tidak anemia, hampir setengahnya
perokok pasif dan anemia ringan.
Maka pola makan dan merokok dari
68 responden ibu hamil di Puskesmas Prambon tahun 2013 peneliti telah mengunakan tabel Spearman
Rank dengan hasil perhitungan koefisien korelasi adalah 0,806 dengan tabel
nilai rho tabel untuk N = 68 menggunakan N = 30 (0,364) didapat nilai rho
hitung lebih besar dari rho tabel diperoleh atau nilai r interprestasi tinggi.
Dari hasil analisis uji Spearman’s Rho didapat besar koefisien korelasi
adalah 0,806
dengan arah korelasi positif, dari hasil ini didapatkan adanya hubungan sejajar
searah antara gaya hidup dan anemia pada ibu hamil, yang berarti semakin tinggi gaya hidup maka
semakin tinggi pula kadar Hb ibu hamil sehingga tidak mengalami anemia.
KEPUSTAKAAN
Aliranim. (2010). Anemia Pada Ibu Hamil. [Internet]
Bersumber dari: http://aliranim.blogspot.com/2010/12/anemia-pada-ibu-hamil.html
[diakses tanggal 11-2-2013]
Alipoetry. 2012. Anemia Pada Ibu Hamil. [Internet]
Bersumber dari: http://www.scribd.com/doc/38410160/Anemia-Pada-Ibu-Hamil [diakses tanggal 11-2-2013]
Almatsier.
(2009). Konsep Pola Makan Ibu Hamil. [Internet] Bersumber dari: http://akperla.blogspot.com/2009/08/konsep-pola-makan.html [diakses
tanggal 25-4-2013]
Ana, Soumy. 2010. Lengkap Segala Hal Trimester Pertama
Kehamilan Anda. Cetakan Pertama Agustus 2010. Jogyakarta: Buku Biru.
Arikunto, S. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka
Cipta.
Awan (2009) Gaya hidup ibu hamil. [Internet]
Bersumber dari: http://lifestyle-awan.blogspot.com/2009/03/
pengertian-gaya-hidup.html [diakses tanggal 19-3-2013]
Dewi, Vivian Nanny. 2011. Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Dinkes Jatim. (2010). Angka Kematian Ibu. [Internet]
Bersumber dari: http://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1321926974_Profil_Kesehatan_Provinsi_Jawa_Timur_2010.pdf [
diakses tanggal 8-5-2013]
Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik
Analisa Data. Jakarta: Rineke Cipta
Indrawati, Poppy. 2010. Panduan Perawatan Kehamilan.
Yogyakarta: Atma Media Press.
Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu hamil.
Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Purnama, Feby. (2012). Pengaruh Rokok Bagi Ibu Hamil.
[Internet] Bersumber dari:http://febypurnama-tentorium.blogspot.com/2012/05/pengaruh-rokok-terhadap-kehamilan.html
[diakses tanggal 14-2-2013]
Putri Utami. (2009). Pengertian gaya hidup.
[Internet] Bersumber dari: http://blogs.unpad.ac.id/gayahidup11/
[diakses tanggal 19-3-2013]
Siti Bandiyah. 2009. Kehamilan Persalinan Dan Gangguan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sugiono. 2010. Stastika Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Sujiyantini. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Penebit Fitramaya.
Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.
SITI KHOIRINISA
H, BIDAN
Susmiati.,
S. Kep. Ners., M. Pd, DOSEN
Christin
Rahayu A.N, SH, SST, M M.Kes, DOSEN
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN ANEMIA PADA
IBU HAMIL
DI PUSKESMAS PRAMBON
KABUPATEN
NGANJUK
TAHUN 2013